Abad ke- 19 kita menyaksikan kekeliruan terbesar dalam sejarah umat manusia. Berawal dengan dikenalkannya filsafat materialis warisan Yunani kuno kepada pemikiran bangsa eropa. Kekeliruan ini adalah teori evolusi Darwin. Sebelum kemunculan darwinisme, biologi diterima sebagai cabang ilmu pengetahuan yang membuktikan keberadaan Tuhan.
Dalam bukunya Natural Theology, biologiwan terkenal William Paley menyatakan, “Setiap jam menunjukan keberadaan pembuat jam, rancangan di alam membuktikan keberadaan Tuhan.” Tetapi, teori evolusi Darwin menolak kebenaran ini, dengan memutarbalikan kebenaran agar sesuai dengan filsafat materialis. Ia menyatakan bahwa mahluk hidup muncul karena peristiwa alamiah belaka, tanpa ada unsur kesengajaan. Dengan kata lain menurut mereka mahluk hidup muncul dengan kebetulan.
Darwin membawa kebuntuan ilmu pengetahuan selama 150 tahun terakhir. Puluhan ribu ilmuwan bekerja keras dan mengharapkan akan mampu membuktikan Darwinisme atau teori materialis lainnya. Namun mereka kecewa, bukti bukti ilmiah menunjukan sesuatu yang malah bertentangan dengan kesimpulan yang ingin mereka capai. Bukti bukti tersebut malah mengukuhkan Kebenaran Penciptaan. Dunia ilmu pengetahuan sangat tercengang oleh kenyataan ini. Ketika alam diteliti, maka yang muncul adalah Adanya Perencanaan dan Perancangan Besar yang benar-benar matang disetiap bagian terkecil dari suatu mahluk. Hal ini telah meruntuhkan landasan filsafat material. Misalnya, stuktur luar biasa DNA mengungkap kepada para ilmuwan bahwa DNA bukanlah hasil peristiwa tak disengaja. DNA dalam satu sel manusia berisi informasi yang cukup untuk memenuhi seluruh ensiklopedia yang terdiri atas 900 jilid buku. Gene Myers, seorang ilmuwan dari perusahan Celera yang menangani Human Genome Project (Proyek Genome Manusia) menyatakan berikut ini apa yang sungguh mengejutkan saya adalah Arsitek Kehidupan. Sistemnya sungguh luar biasa kompleks. Seolah ini telah dirancang dan memang ini telah dirancang oleh Yang Punya Kehidupan, terdapat Kecerdasan Maha Hebat di sana (San franciso Chronicle, 19 February 2001).
Keterkejutan ini mengguncang seluruh dunia ilmu pengetahuan, para ilmuwan memandang dengan takjub ketidakabsahan filsafat materialis dan teori Darwin. Begitu lemahnya opsi paham materialis dan teori Darwin. Dalam buku “Darwin’s Black Box”, salah seorang Profesor Biokimia asal amerika, Michael Behe, menjelaskan bahwa selama empat puluh tahun biokimia modern telah menyingkap rahasia sel, kemajuan yang dilalui dengan susah payah, diperlukan ribuan orang yang pada akhirnya mereka punya suatu kesimpulan dan meneriakan dengan lantang pada dunia tentang adanya “Desain”. Hasil yang penting dalam pencapaian terbesar sejarah ilmu pengetahuan.
Penemuan Akan adanya “Desain” tidak serta merta dibarengi dengan sambutan meriah, yang menjadi masalah adalah ketika salah satu sisi penemuan ini diberi nama “Desain Cerdas” atau istilah kerennya “Intelligent Design” maka sisi yang lain haruslah diberi nama “Tuhan”.(Michael J.Behe).
Semakin jelas untuk para ilmuwan dengan adanya “Intelligent Design” yang terus mengalami perkembangan pesat di AS selama 10 tahun terkhir ini, mereka berada di baris terdepan dalam gagasan hal ini, salah satu situs mereka http://www.intelligentdesignnetwork.org . mereka menyatakan bahwa Darwinisme adalah kekeliruan terbesar dalam sejarah ilmu pengetahuan, sekaligus dengan ditemukannya “Intelligent Design” membuktikan adanya Penciptaan. Contoh Michael Denton, Mikrobiologiwan Australia, menyatakan bahwa, “organ organ rumit makhluk hidup tidak dapat dijelaskan melalui evolusi”.
Biologiwan terkenal jerman, Werner Gitt, menjelaskan, “mustahil jika informasi baru berasal dari suatu proses acak. Jika anda melihat suatu program computer, program ini memerlukan keberadaan seorang pembuat program. Jika anda menyaksikan sebuah mobil, maka mobil tersebut memerlukan keberadaan perancangnya. Jika anda melihat informasi genetis dalam sel, maka anda wajib berkata dan merupakan sebuah kesimpulan yang benar bahwa informasi ini memerlukan “Pencipta” yang telah menciptakan program berupa gen-gen, untuk menciptakan protein-protein, untuk menciptakan organ-organ. Jadi dapat kita katakan dengan cetak tebal bahwa Evolusi adalah sebuah proses yang mustahil.
Keberadaan Pencipta adalah sebuah fakta ilmiah. Kita dan alam semesta ini adalah sebagai hasil karya Pencipta Cerdas yang memunculkan keberadaan kita untuk sebuah tujuan. Keberadaan kita dan apa yang ada di alam semesta ini adalah hasil kerja sadar yang memiliki tujuan dari sang pencipta.
Dari berbagai sumber (Dadang Hermawan / Peni Faridah)
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar