Alam semesta merupakan kekayaan yang begitu berlimpah, begitu luar biasa, laut begitu banyak ikannya, hutan hutan, sinar matahari berlimpah, tidak ada kekurangan kecuali kesempitan pikiran kita dalam memandang kekayaan alam tersebut, kesempitan pikiran kita dalam mengolah kekayaan alam tersebut, banyak sekali orang ngomong kekurangan energy, stock persediaan minyak habis. Sekarang coba lihat disekitar kita dengan teknologi yang mendayagunakan pikiran kita yang bisa menemukan teknologi pemanfaatan tenaga surya, yang makin murah, kemudian teknologi bahan bakar yang menggunakan air (H2O), yang menghasilkan sisa pembuangannya berupa air (H2O) juga.
Begitu berlimpahnya sumber alam yang ada disekitar kita, sekali lagi yang membatasi hanya pikiran kita sendiri.seperti kata Robert Kiyosaki, yang menyatakan bahwa kekayaan alam semesta ini seperti samudra yang begitu luasnya, yang tak akan habis-habisnya kalau kita ambil karena penyuplai air laut tersebut bisa dari air hujan, air sungai dan air tanah yang pada akhirnya akan kembali ke lautan luas. Dikatakan juga olehnya jika kita mengambil air samudra dengan ember, ember itulah ibarat pikiran kita. Apalagi mengambil air laut dengan sendok teh, jika kita mengambil air laut dengan sendok teh maka itu menunjukan dari kualitas pikiran kita dalam mengolah kekayaan yang ada di alam khususnya air laut tersebut. Jadi sebetulnya terserah kita mau ambil air laut tersebut dengan ember, sendok teh, container, pake pompa, tergantung dengan kemampuan daya pikir kita. Kualitas pikiran dan keilmuan kita berbanding lurus dengan hasil dari pengolahan alam semesta yang begitu luas dan kaya.
Kalau kita lebih jauh mentafakuri wahyuNYA “bahwa Allah itu tergantung sangkaan Makhluknya”, begitu jelas kepada kita kualitas pikiran dan nalar kita sangat berkaitan erat dengan kualitas kehidupan kita, Alam semesta yang merupakan anugrah Allah mempunyai manfaat sesuai dengan skill dan keilmuan kita dalam mengolahnya demi kemaslahatan umat. Sumber alam semesta yang begitu berlimpah tak akan banyak manfaatnya jikalau kita mempunyai pikiran yang sempit, keilmuan kita yang alakadarnya, tak sanggup mengolah kekayaan alam semesta secara optimal.
Contohnya para akhli dengan nalarnya dan ketekun dalam penelitianya sanggup menguak rahasia dari sel, kromosome, DNA dan RNA, dan sanggup membuat rekayasa genetic yang bermanfaat bagi manusia. Yang jadi persoalan setelah pikiran kita sudah tidak sempit lagi, dengan kata lain pikiran dan nalar kita sudah luas, ilmu sudah dirasa banyak apa selanjutnya yang dibutuhkan, jangan sampai alam semesta di eksplorasi secara habis-habisan sehingga menimbulkan dampak lingkungan yang justru merusak kehidupan manusia itu sendiri. Kita sebagai manusia membutuhkan kebijaksanaan, moral, nilai spiritual, lebih jauhnya lagi nilai keimanan kita harus tertanam kuat.
oleh : Dadang Hermawan
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar